Google Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 25 Februari 2014

Istri Pak Guru


Seperti kisahku yg lalu ( Bujangan Ting-tingku yang
hilang ) aku kembali terbelenggu dengan
Kenangan bercinta dengan seorang istri guru SD
dikampungku…
Awalnya cerita ini dimulai ketika di rumah Pamanku
mengkhitankan adik sepupuku… Sebagai sorang keponakan pastinya aku ga
ketinggalan untuk membantu prosses hajatannya,
Dengan membantu bikin tenda, menata meja kursi
dan lain-lain sampai pada saat hajatannya
Dimulai, akupun sibuk membantu menyiapkan
peralatan di dapur… Siang tamu banyak berdatangan, datang silih
berganti sampai menjelang maghrib…orang-orang
Sudah mulai lengang dan kami semua yang seharian
membantu perayaan duduk-duduk santai sambil
mengobrol,merokok dan bersenda-gurau dengan
teman-teman dan keluarga.. “ Aku haus nih, gua ambil minuman dulu
yach?”..kataku.
Kemudian aku pergi kedapur mengambil minuman.
Di pintu dapur aku berpapasan dengan Mba Ani, dia
adalah istri guru SD di kampungku. Orangnya ramah,
masih muda,kulitnya ngga begitu putih tapi mulus.. “ Mau kemana?” sapanya sambil tersenyum.
“ Mau ambil minum nih,” jawabku sambil jalan
melewatinya.
Tiba-tiba ada benda yang menyentuh kemaluanku,
seperti solah-olah disentil.
Akupun tengok sana,tengok sini..siapa yang tadi baru menyentuhku?...
Aku jadi bingung..ga ada orang lain disitu selain kami
berdua.
Aku menengok kebelakang dan melihat mba Ani
sedang tersenyum-senyum melihatku.
“Nyari apa?” tanyanya sambil tersenyum manis. “ E..engga….” sahutku bingung.
Setelah ambil minum aku segera beranjak keluar dari
pintu dapur..tiba-tiba Mba Ani memegang
Tanganku sambil berbisik,” Ntar malem jam 8 aku
tunggu di depan rumahku ya?.”.bisiknya sambil
tangan satunya lagi meremas celana bagian depanku..Aku terdiam dan ngga bisa menjawab,
ngga mengiyakan tapi juga ga menolak menikmati
rasa nikmat di kemaluanku.
Akupun segera melepaskan diri, takut ada yang
nglihat..
Aku kembali kedepan ketempat ruang tamu dan bergabung kembali dengan yang lain ..
Senja mulai merangkak menuju malam..
Suasana kampung kian sepi,..gelap,maklum belom
ada listrik.
Aku bingung, apa Mba Ani nyuruh beneran yach?
Antara bimbang dan ragu, ternyata hasrat kelakianku lebih besar ..Jam 8 malam aku pulang
melewati Depan rumah Mba Ani.
Dari jauh ,dalam keremangan malam kulihat sesosok
tubuh wanita berdiri di depan rumahnya.
“ Ih lama banget sich”, katanya setelah aku dekat
dengannya. Aku diam saja ga bisa menjawab. “ Kamu temenin
Mba yach? Mas Iwan lagi ngajar di kampung
sebelah”. Katanya lagi.
“ Emang ga ada orang?” tanyaku.
“ Ga ada, makanya mba takut.” Sahutnya lagi.
“ Ya udah”, aku mengiyakan. Kemudian kami berdua masuk ke rumah dan duduk di ruang tamu.
“ Temenin aku ngambil minum yuk,’ katanya
selang beberapa saat kemudian.
Kemudian dia mengandeng tanganku menuju dapur.
Bagai kerbau dicocok hidungnya, aku ngekor saja
tanpa kuasa menolak dengan diselimuti berbagai perasaan.
Sampai didapur, mba Ani bukannya bukannya
mengambil minuman, tanpa terduga dia menciumi
bibirku dengan penuh bergairah..
“ Aku sudah begitu lama loh pengin ngewe ama
kamu”. Bisiknya sambil melumat bibirku. Aku tak kuasa menahan gejolak kemudaanku.
Sambil membalas melumat bibirnya, tanganku
mulai menggerayangi tubuhnya yang masih padat
berisi itu. Maklum dia sudah kawin 2 tahun
tapi masih belum punya anak. Tanganku meremas
pantatnya yang kenceng dan bahenol sambil lidahku kukait-kaitkan ke lidahnya diantara mulutnya yang
menganga merah mendesah.
Kuputar tanganku kebagian depan dan menyentuh
dareah memeknya yang agak kasar tapi kok
ngga berbulu ngga seperti punya Mba Rom
( Bujangan Ting-tingku yang hilang). Ternyata dia sudah ngga memakai celana dalam
sedari tadi.
Jari tengahkupun langsung meluncur masuk ke liang
memeknya yang sudah basah kuyup karena lender
kenikmatannya.
“Ayuh kekamar yuk”. Katanya. “ Jangan ah, takut Mas Iwan pulang”. Jawabku.
“ Ga papa kok, dia pulangnya paling jam 12
maleman “.
“ Besok aja yach, di rumahku, besok aku kan libur
sekolah, datang aja jam 7 setelah bapak dan ibuku
berangkat kerja” kataku. Kontolku sebenernya sudah ngga tahan untuk segera masuk ke dalam
memeknya. Tapi rasa takut ketahuan melebihi
birahiku.
“Ya udah, besok yach, tapi jangan bohong”.
Katanya setengah memohon.
Kamipun melepaskan pagutan kami dengan rasa berat hati.
Keesokan harinya, jam 7 kedua orang tuaku sudah
berangkat. Akupun mulai deg-degan.” Datang ga
yach dia?’ kataku dalam hati.
Tiba-tiba ditengah lamunanku terdengar suara
mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Aku menjawab dan segera membuka pintu, dan
ternyata Mba Ani sudah berdiri dipintu sambil
tersenyum dan membawa sebuah bungkusan.
“Nih aku bawain makanan” katanya.
Diapun masuk. “ Orangtuamu mana?” tanyanya.
“Sudah berangkat” jawabku. “ Ke kamarmu aja yuk” bisiknya. Lalu kami berdua
masuk kekamar sambil berangkulan seakan
pacar lama yang lama ngga berjumpa.
Tanpa basa-basi lagi kami berdua menjatuhkan tubuh
kami dikasur dan saling tindih-menindih sementara
mulut kami ngga henti-hentinya saling melumat dan ludah kami saling menyatu.
Aku segera duduk ,menyingkapkan roknya,dan
segera mengangkangkan kedua kakinya yang
montok dan mulus itu di hadapanku. Kutarik segera
celana dalam warna abu-abunya.
Dan terlihat memeknya yang ga berbulu. Segera kubuka celanaku. Kontolku sudah membengkak
sedari semalem. Kupegangi kedua kakinya yang
mengangkang dan kuarahkan kontolku kearah
Lubang memeknya, tapi baru saja kepala kontolku
menyentuh memeknya tangan Mba Ani menarik
kontolku keluar dan menarik kontolku kedalam mulutnya. Dengan posisi berlawanan
dan mukaku mengarah kememeknya segera saja
kedua tanganku menyingkapkan kedua bibir
memeknya yang merah ranum dan terlihat
lubangnya yang merah menganga menimbulkan
hasratku untuk menjilati itilnya yang mungil itu. Kumasukan lidahku kedalamnya dan kujilat-jilat
seluruh liang memeknya sampai basah kuyup,
sementara kontolku kuayun-ayunkan ke dalam
mulutnya yang mungil, sampai dia tersedak-sedak.
Kujilati itilnya dengan penuh nafsu…
Maba Ani merintih-rintih sementara kontolku terus kujejalkan dan kuayun-ayunkan dimulutnya.
Beberapa saat kemudian tubuhnya mengejang dan
“ ouch..ouch….crect..cret” dia mencapai
klimaksnya dan dari lubang memeknya keluar bau
asing cairannya yang membuat aku makin
bersemangat..Kuhirup cairan basah di liangnya..sruup..
Tubuhnya terkulai lemas dan telentang tak
berdaya.serta nafasnya yang tersengal-sengal…
Aku segera memutar tubuhku…kukangkangkan
kedua kakinya..dan kuarahkan kontolku yang masih
basah dengan ludahnya kearah memeknya yang menganga menggairahkan..Blessek..
“Ach..” kurasakan begitu nikmat rasanya,
kontolku serasa dipijit-pijit dinding lentur dan hangat
serta basah itu. Kurebahkan tubuhku di atas
tubuhnya yang montok serta menggairahkan..
Mba Ani hanya bisa mendesah,merintih, dan mengaduh-aduh…
Kuremas-remas payudaranya yang kenyal dan
menantang itu, serta kusumbat mulutnya yang
menganga itu dengan mulutku, dan kusemburkan
ludahku ke mulutnya..dia menelannya dan lidahnya
terus mengait lidahku seakan haus akan semburan ludahku…terasa begitu nikmat..
Sementara kontolku terus kuayun ayun dengan
keras, kadang lembut….sampai beberapa saat
kemudian..
Tubuhku mengejang , kontolku terasa begitu nikmat
tiada tara..dan “ crut..crut..achhh”. “Aku keluar mba”….Kedua tangannya menarik
pantaku, memasukan kontolku lebih dalam lagi,
seakan-akan dia ngga mau cairan spermaku
tertumpah setetespun keluar…
Tubuhku tergeletak di atas tubuhnya, sementara dia
memandangiku dengan penuh kepuasan… Dan dia terus memegangi pantatku, tidak mau
melepaskan…”Jangan dicabut , biarin aja sampai
Lemes sendiri di memekku”..Katanya.
Kamipun meneruskan saling melumat bibir kami,
meneruskan gairah kami, sampai kemudian kontolku
kembali mengeras…dan kemudian kami mengulanginya kembali sampai 4 kali…
Menjelang siang diapun pulang dengan senyum
kepuasan..dan aku tertidur pulas dengan segala
Kepuasaan yang mendalam……
Dan peristiwa itu sering kembali terulang dan
terulang… Sementara akupun masih berbuat yang sama dengan
Mba Rom, dan terasa kenikmatan itu
membuatku semakin ketagihan dan ketagihan akan
memek-memek yang lain