Google Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 18 Januari 2013

Malam Bersama Bunda

Berawal ketika malam itu bertepatan malam minggu. Karna merasa besok libur sekolah, aku ingin tidur larut malam.

Di rumah kami tinggal ber 5, Ayah, Ibu, kakak, aku dan adik ku. Tetapi kakak ku sedang menjalani kuliah di PTS di daerah jakarta dan hanya pulang 6 bulan sekali.

Di rumah tinggal kami ber 4, kebetulan malam ini jatah ayah ronda di daerah tempat tinggal ku, sehingga tinggal 3 orang di rumah yaitu aku, ibu ku dan adik ku.

Aku memang sengaja tidur larut malam karna ku rasa besok sekolah libur dan aku berada di ruang keluarga sembari menonton televisi.

" Ren, cepat tidur biar besok gak kesiangan " perintah ibuku.

" ntar aja bun, rendi mau nonton tv dulu, kan besok libur " kataku membantah sambil tetap menonton tv.

" terserah kamu aja kalau gitu, bunda mau tidur duluan. Jangan lupa tv di matikan kalau udah ngantuk " pesan ibu ku.

" iya iya .. " jawab ku.

....

Waktu mulai menunjukan pukul 00.30 dan aku mulai merasa ngantuk. Dan aku beranjak ke kamar hendak tidur, namun ku sadari ternyata selimut ku tadi pagi di cuci oleh mba' yunah, pembantu di rumah ku. Aku merasa kurang nyaman tidur tanpa selimut walau sebenarnya malam ini tidak terasa dingin, dan ku putuskan untuk meminjam sarung ayah untuk ku jadikan selimut.

Tanpa segan, aku masuk kamar ibu dan ayah yang memang aku sudah biasa keluar masuk kamar ayah. Ku buka pintu kamar yang memang jarang terkunci dan aku langsung menuju almari pakaian ayah untuk mencari sarung.

Aku memang sempat melihat ibuku tidur pulas mengenakan selimut dan tak ada perasaan atau gejolak apapun pada diriku.

Namun ketika aku menutup lemari, perlahan ku lihat ibu bergerak saat tidur hingga selimut nya tersingkap.

Alangkah terkejut kala melihat ibu hanya mengenakan CD dan bra saat tidur. Awal nya ku coba membenahi posisi selimut. Namun anek ketika ku menatap paha ibuku yang putih mulus dan buah dadanya yang indah terbalut bra warna cream. Tapi ku coba untuk menghilangkan fikiran kotor dan mencoba meninggalkan ibu yang masih tertidur pulas.

Namun saat aku sampai di kamarku, aku selalu ter ingat kejadian tadi. Cemas dan semakin berdegup kencang jantungku. Ku coba untuk membuang fikiran itu namun tetap tidak bisa.

Entah seolah iblis dari mana yang membujuk ku agar kembali ke kamar ibuku. Dan ahirnya aku nekat kembali ke kamar ibu. Mulanya ku fikir aku hanya akan sekedar melihat secara puas tubuh ibuku saat hanya mengenakan Bra dan CD.

Namun nafsu mendorongku kuat. Hingga ku beranikan menyentuh buah dada ibuku, meng elus-elus sambil tangan kanan ku mengocok Mr. P ku.

Semakin panas dan aku semakin berani untuk meraba CD ibu dan membelai bulu2 nya yang halus dengan bau khas wanita. Ku coba melucuti Bra ibu dan alangkah mudah nya. Dan aku mulai menjilat lembut penuh nafsu puting ibu ku.

Aku semakin kurang puas, hingga ahirnya aku mencoba melucuti juga CD ibuku. Sedikit terkejut kala ibu ku sedikit gelisah dalam tidur, namun ku tetap terus melancarkan aksi ku.

Ku pelorotkan sedikit CD ibuku dan aku mulai memainkan lidah di liang senggama ibuku, dan kali ini ku benar2 terkejut karna ibuku bangun. dan mencoba mendorongku.

" Ren, apa apa an ini, apa maksud mu " bentak ibuku.

Aku terdiam dan hanya merasa sangat malu dan aku mencoba meminta maaf dan membujuk agar ibu tidak mengadukan nya ke ayah.

" Dasar anak Kurang Ajar " bentak ibuku marah.

Namun melihat ibuku marah, aku malah semakin nafsu dengan posisiku Mr P ku yang masih tegang dan aku sudah dalam kondisi telanjang bulat.

Tanpa basa basi, aku meraih tangan ibuku dan mengarahkan nya untuk menggenggam Mr P ku yang sudah sangat keras dan tampak urat urat kejantanan Mr P ku.

" Bun, rendi mohon maaf tapi tolong bunda kali ini saja aku ingin di kocok sama tangan bunda secara langsung " pintaku memelas.

" Ren, ingat kau anak ku, dan aku ibumu " Ibuku mencoba tenang dan menasehati ku. Sembali menarik tangan nya yang sedari tadi ku arahkan untuk menggenggam Mr P ku.

Dalam kondisi masih sama2 telanjang bulat. Ibuku mencoba menyadarkan ku.

" Maaf bun, maafin rendi, tapi kalau memang bunda gak mau ngocokin rendi, biar rendi ngocok sendiri asal lia bunda tetap gak pake pakaian " pintaku memelas.

Dengan cepat malah ibuku menarik selimut untuk menutupi dirinya. Hingga tinggal bagian kepala nya yang terlihat Dan aku tetap memandangi wajah ibu ku sambil ngocok di tempat tidur berhadapan dengan nya. Ku ambil CD ibuku dan bra nya, ku cium sembari tetap mengocok Mr P ku dan itu terjadi di hadapan ibu. Perasaan malu ku buang jauh karna telah tertutup nafsu.

Ketika hampi keluar, aku menahan dengan raut wajah orgasm dan mendesah akhh.. Bunda .. ... .

Mungkin karna melihat aku ngocok tepat di hadapan nya dan menciumi CD dan Bra sambil saling berpandangan, akhir nya aku terkejut mana kala maniku hampir keluar, ibu langsung mengulum P ku dengan mesra dan ku terpaksa mengeluarkan nya di mulut ibu ku.

" Maaf bun, maafin rendi " ujarku karna telah menumpahkan mani di dalam mulut ibu.

" ehmm..ehmm " ibu mengulum dan menjilat sisa2 maniku.

" apa kamu masih kuat rend ? " tanya mamaku di sela sela ia mengulum.

" Rendi udah lemas bund " jawabku

" kok lemes sih sayang, kan bunda baru mulai ? " ujar ibuku

aku kaget dan tak mengerti kenapa tiba tiba bunda bertanya begitu.

" Maafin bunda rend, kalau tadi bunda maki maki kamu, tapi begitu liat kamu ngocok sendiri sambil cium2 CD dan Bra milik bunda, bunda jadi kasihan "

belum sempat aku bergerak, bunda langsung menidur kan aku dengan posisi telentang.

Aku kaget ketika ternyata bunda mencoba menjepit kan P ku yang sudah lemas di antara kedua buah dadanya.

" bunda kasihan liat kamu tadi, tapi bunda pikir2 tak apalah karna toh kamu anak bunda, bukan orang lain, selain itu P kamu juga yang besar imut dan keras ber urat bikin bunda pengen, " ujar ibuku sambil tetap mencoba membangkitkan tidur nya P ku yang lemas dengan jepitan buah dada yang halus.

" auuhh.. Nikmat bun, enak " erang ku karna sesekali bunda menggesek gesekan puting nya ke ujung P ku.

" ayo sayang, tegang kaya tadi ituloh.. Keras, masa udah loyo " ibuku mencoba membangkitkan nafsu ku.

Hampir 10 menit bunda memijiti P ku agar kembali tegang sembari mengocok nya.

Tak lama kemudian P ku terasa mengeras dan tegang kembali.

" Nah gitu dong, jagoan bunda " sembari menjilat P ku yang mulai tegang.

" gak kalah kok sama punya ayah " ujar ibuku.

Ibuku sudah terkontrol nafsu, dan ia langsung berbaring dan melebarkan kedua paha.

" ayo sayang, bawa sini si imut kamu " sembari mengelus V nya dan membasahi dengan air ludah nya.

" Sini sayangku, ayo, bunda udh gak sabar "

aku dengan sigap penuh nafsu pun menghampiri liang, dan tangan ibuku menggengam P ku untuk di arahkan ke V nya.

" mulanya terasa berat, namun bleeesss akhirnya masuk "

terasa hangat dan seperti ada yang menyedot nyedot P ku. ( maklum ini pertamaku juga )

" ayo sayang lebih semangat auh..ehmm.. Ahh,. " desah ibuku.

" mendengar desahan ibuku, aku malah semakin kencang maju mundur berirama sembari di selingi beberapa goyang pinggul ibu.

tangan ku menopang dan bibirku mencium mesra bibir ibu ku.

" ayo sayang, ganti posisi " sekarang posisi miring.

Setelah puas posisi miring, ibu bertanya padaku
" sayang, kamu bisa doggy style ? " bunda pingin banget, soalnya papa gak pernah mau doggy style.

" bisa bund, rendi sering lihat di film BF " Kataku.

" ayo sayang ayo, kamu anak yang paling jantan " kata bunda memujiku.

" Ku coba posisi doggy stye yang sering ku lihat di Film BF "

" ehh..uhmmm.. Ow yea.. Nikmat, terus terus sayang, auuhmm bunda mau sampe nih "
...

Beberapa gaya kami coba, bahkan ada beberapa gaya yg belum pernah bunda coba bersama ayah. Bunda orgasm sampai 5 kali. Dan mulai tampak lelah.

" setelah selesai, aku dan bunda mandi bersama, dan di kamar mandi pun masih kami ulangi "

setelah selesai mandi, bunda bilang,

" bunda suka permainanmu sayang, mau kan kalau malam2 selanjutnya waktu ayah ronda, kamu goyang bunda lagi ? " ajak bunda

" Rendi sangat sanggup bun. " jawabku.

Akhirnya di tutup kecupan antar bibir, aku menuju kamarku kembali. Kulihat jam, telah menunjukan pukul 02.45.

Dan begitu seterusnya kala ayah pergi ronda, pasti kami langsung mengambil kesempatan bersama di moment2 seperti ini.