Google Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 19 Januari 2013

Namaku Maya



Pagi itu Maya berdandan lebih lama dari biasanya.Maya, itu namaku, di usiaku yang 31 ini aku sudah lama tidak keluar dan bekerja di dunia selain di rumah tangga.Beberapa tahun Maya hanya mengurus anak, sehingga terkucilkan dari dunia luar.Kini anakku sudah cukup besar, sehingga bisa kutitipkan ke orang tuaku.Hari ini tampilanku harus jauh lebih dari biasanya..kukenakan sepatu hak tinggi yang lama di lemari.Rambut ku ikat keatas dengan rapi bak pramugari.Kukenakan tank top putih , kusemprotkan sedikit minyak wangi kesukaanku, lalu kudobel dengan blazer.Kugunakan lipstik pink muda secukupnya, hanya untuk membuat bibirku tampak basah.

“hmmmm … masih lumayan” ..sambil memegang perutku yang masih rata lalu tanganku menulusuri ke pinggangku.Kemudian aku berputar melihat pantatku di balut ketat oleh celana dalam g-string warna coklat tua. Sengaja kukenakan G-string agar garis celana dalam tidak nampak di rok-ku.

Lalu kemudian aku mencoba menggunakan stocking agar tampak profesional sebelum akhirnya kupakai rok ukuran sepaha warna hitam.”hari pertama diterima kerja di perusahaan besar, aku tidak boleh gagal !”Maka berangkatlah aku naik taxi ke pusat kota.Suami Maya hanyalah karyawan kecil dengan gaji kecil, selama ini ekonomi keluarga cukup sulit.Dan Maya punya ambisi untuk mencari uang sendiri, perdebatan panjang dengan suami mengenai bagaimana istri bekerja dengan penghasilan lebih besar sudah terjadi berkali kali, sampai akhirnya Maya diijinkan.


Banyak janji terucap agar dirinya diijinkan bekerja. Seperti “Nanti gajiku akan bisa menopang uang makan sehari-hari, dan gajimu buat ditabung membeli mobil atau rumah” “Nanti aku tidak akan lagi minta uang saku dari kamu” dll dll dll. Karena itu Maya tidak boleh gagal sedikitpun, apalagi setelah diterima kerja dengan gaji 3 kali lipat gaji suaminya.Sesampai di kantor, Maya sudah kebingungan.. aduh aku harus menemui siapa ya.katanya aku akan ditraining hari ini. ‘haduuh aku terlambat 30 menit lagi… gara-gara demo demo itu sih’.

“Permisi mbak , saya staf marketing yang baru, hari ini saya akan di training.. dengan pak…siapa ya..saya lupa”
“Nama siapa?” tanya front desk officer dengan ketus…
“Nama saya Maya”
“Oooo Maya… tadi sudah ditunggu sama trainernya 30 menit lalu, tapi karena lama ga muncul di tinggal keluar dulu, hari pertama ya?”
“Iya mbak”
“Hari pertama koq telat sih..”
“Iya tadi macet mbak..”
“Yaah…selamat deeeh..”
“Gimana mbak..maksudnya gimana ?”
“Yaa…gini…dulu pernah juga ada yang terlambat hari pertama masa percobaan, langsung dihentikan”
Deg !
Jantungku serasa berhenti sejenak.
“Aduuh masak gitu sih mbak”
“Ditunggu aja nanti trainernya balik ya, dia yang menentukan, bukan saya”
Sembari duduk menunggu 2 jam lamanya.Maya terus memutar otak akan apa yang terjadi, membayangkan seribu skenario yang mungkin akan terjadi. Tapi satu hal yang paling ia takuti yaitu kalau dia dipecat.Akhirnya muncul seorang bapak di depan kantor, penampilannya cukup macho dengan celana panjang dan T-shirt hitam membuat lengannya dan lekuk otot lengannya keliatan.Dan staf front desk itu menyapanya

“siang pak, ini tadi staf baru yang bapak tunggu setengah jam”
‘asem bener ini staf front desk, pakai bilang tunggu segala’
Segera aku berdiri dan bersalaman..
“siang” jawab bapak itu singkat.
“mari ikut saya”

Segera ku ambil tasku dan berjalan mengikutinya melalui staf2 lain turun lift kemudian melewati lorong lorong sepi sampai di sebuah ruangan cukup besar. Ditengahnya ada meja panjang dikelilingi kursi, dan disekeliling ruangan banyak alat kesehatan yang dipajang berputar mengelilingi ruangan.“Duduk” perintah bapak itu.Segera aku duduk.Dia memandangku..dan aku terdiam memandang balik tatapan tajamnya.

“Kamu tidak minta maaf ?! kamu membuat saya membuang